Mengenai Saya

Foto saya
Dilahirkan di Jakarta, 16 Januari 1982. Menyelesaikan studi di FE Unila jurusan Manajemen. Tulisan berupa cerpen, puisi, esai, tinjauan buku sempat nyasar di Majalah Sastra Horison, Jurnal Puisi, Kompas, Republika, Jurnal Nasional, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Seputar Indonesia, Sabili, Annida, Matabaca, Surabaya News, Lampung Post, Sriwijaya Post, Riau Pos, Suara Karya, Bangka Pos, Radar Surabaya, NOVA, On/Off, Majalah e Squire, Majalah Femina, www.sastradigital.com, www.angsoduo.net, Majalah Sagang Riau, dll. Bekerja di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Jumat, 25 Januari 2013

Sajak-sajak


Jam Gadang yang Berdentang
bagaimana bisa kuhapus seluruh wajah kotamu?
bahkan ketika getar gempa menghadang
dan jam gadang terus berdentang
seperti sebuah remang
yang melulu singgah dalam lukisan
lalu kotamu membeku
seperti bongkah batu
lalu kaupun membaca hikayat si malin kundang

ah, lupakan saja sekejap ihwal anak durhana itu
tubuhnya telah liat oleh cuaca
ia yang membatu dan seperti suara setubuh
yang dibangunkan orang-orang pada setiap jerit kalimat
namun kotamu terus apik
semacam menanam rindu
untuk pulang lagi
jam gadang yang berdentang
adakah ia menyimpan rahasia?
saat gegas langkah menderap singgah
memecah linu pejalan kaki
lalu ia merasa cuma sekadar penanda
“semacam waktu yang gugur, tak pernah sempat untuk dikubur.”
menelusup di kenangan pada buku waktu
ketika disibak halaman demi halaman
bersidekap pada silang kota
dan membelah segala gelisah
seperti dirawatnya luka orang-orang
seperti didengarnya tangis kanak-kanak
seperti dijemputnya binar harapan
dan ia tumbuh senantiasa
persis kecambah pada pepohon
yang liuk menekuk rimbun daun
dan ia berbunyi
seperti gema saung
menempuh subuh jauh
di antara bakan orang manatiang piriang
lalu disusun agenda
jam gadang terpejam
didengarnya detak dari detik
seperti degup tubuh yang dipenuhi sauh
ia berlayar bersama waktu
kerap bergetar dan melingkar
bertahun-tahun jam itu kukuh di sana
setia menjaga kota
juga ingatan remang yang pendar cahaya
sembul gedung
bayangan rumah gadang
harum kopi kawa
dengan batok kelapa kering
“hiruplah aku ketika asap masih mengepul. dan engkau akan membawa remah biji kopi
sampai ke palung mimpi.”
maka petiklah
hanya daun yang penuh getah
mengobati linumu
jauh di remah galau
setiap jarum penunjuk arah
bagai tak mau kalah
atau melompat keluar
sekadar bermimpi untuk pulang
berpalang-palang rajam untuk rumah
maka ditatanya kota itu sendirian
ia bertahan pada setiap gaduh yang tumbuh
barangkali masih sempat dijemputnya
aroma kapau dari sebuah restoran
atau teh telor yang sengat dengan susu
langkah orang-orang yang lelap di antara gagap
hingga tak mampu menjawab lidah usia
seakan menjemput tanda kerut di tubuh
ah, betapa ia tetap bertahan di sini
bahkan ketika kota ini dipenuhi guncang
lindu yang mengeras dari dalam tanah
sementara di wajah pejalan
yang menembus bandar
luka itu kerap tumbuh
tapi bukankah aku telah gadang;
bahkan ketika gempa datang?
2011
Pasar Sungai Sariak*
sepanjang kerucut rumah gadang
remah ingatan sepotong lagu
“kampuang nan jauh di mato…”
saat harga adalah rahasia
terjebak di antara ruas jemari
dan tak ada lagi curiga
cuma rangkuman percaya
rahasia di mata
sepanjang pasar
ternak yang beranak
kelak berpindah tangan
tanpa ucap
hanya terasa degap
ketika semuanya usai
tanpa mesti ada yang sangsai
di balik selendang
jemari yang sembunyi
tanpa suara
sunyi
dengan mata berbinar
cuaca yang berdenyar
mengharap kabar
dan tinggal menghitung arah angin
akan ke mana ini berakhir
ibarat muara
cuma suara ternak yang mengucap
percuma kaugoda
semacam obral di mall besar
sebab yang tamak kelak akan sia
ditikam bayangan kota padang
2011

Antologi Puisi Sajak yang Tak Selesai


... Semua berdenting. Seirama hening. Mengukir bening
Yang abu-abu. Meski berkali bercak air mata dan sungai darah
Kau telusuri. Sajak itu tak pernah sampai, hanya kata-kata rapuh
Yang tak selesai dijaga... (Sajak yang Tak Selesai)
Alex R. Nainggolan, sejatinya penulis serba bisa. Mulai dari sajak, cerpen, esai,
resensi buku, opini hingga artikel ilmiah pernah ditulisnya. Media massa yang
pernah memuat karya-karyanya, antara lain Majalah Sastra Horison, Jurnal Puisi,
Kompas, Republika, Jurnal Nasional, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Seputar
Indonesia, Sabili, Annida, Matabaca, Surabaya News, Lampung Post, Sriwijaya
Post, Riau Pos, Suara Karya, Bangka Pos, Radar Surabaya, NOVA, On/Off,
Majalah e Squire, Majalah Femina, www.sastradigital.com, www.angsoduo.net,
Majalah Sagang Riau, dan lain-lain. Keandalannya dalam menulis tak disangsikan
lagi. Ia pernah menyabet beberapa penghargaan dalam bidang penulisan artikel,
sajak, cerpen, dan karya ilmiah di Radar Lampung (Juara III, 2003), Majalah
Sagang-Riau (Juara I, 2003), Juara III Lomba Penulisan cerpen se-SumbagSel yang
digelar ROIS FE Unila (2004), nominasi Festival Kreativitas Pemuda yang digelar
CWI Jakarta(2004 & 2005), dan lainnya. Selain itu, karya-karya sastranya tergabung
dalam beberapa buku, seperti Ini Sirkus Senyum...(Bumi Manusia, 2002), Elegi
Gerimis Pagi (KSI, 2002), Grafitti Imaji (YMS, 2002), Puisi Tak Pernah Pergi
(KOMPAS, 2003), Muli (DKL, 2003), Dari Zefir Sampai Puncak Fujiyama (CWI,
Depdiknas, 2004), La Runduma (CWI & Menpora RI, 2005), 5,9 Skala Ritcher (KSI
& Bentang Pustaka, 2006), Negeri Cincin Api (Lesbumi NU, 2011), Akulah Musi
(PPN V, Palembang 2011). Buku kumpulan cerita pendeknya yang telah terbit
Rumah Malam di Mata Ibu (Penerbit Pensil 324 Jakarta, 2012).

Sajak yang tak Selesai


Berminat?

Kumpulan Cerita Pendek Alex R. Nainggolan
Kitab Kemungkinan- sebelas prosa

Rp. 35.000,-
Tebal: 97 halaman

Untuk pemesanan hubungi
Email: admin@nulisbuku.com
Telpon 083831532333

Berminat?

Kumpulan Puisi  Alex R. Nainggolan
Sajak yang Tak Selesai- 46 sajak

Rp. 40.000,-
Tebal: 116 halaman

Untuk pemesanan hubungi
Email: admin@nulisbuku.com
Telpon 083831532333





... Semua berdenting. Seirama hening. Mengukir bening
Yang abu-abu. Meski berkali bercak air mata dan sungai darah
Kau telusuri. Sajak itu tak pernah sampai, hanya kata-kata rapuh
Yang tak selesai dijaga... (Sajak yang Tak Selesai)
Alex R. Nainggolan, sejatinya penulis serba bisa. Mulai dari sajak, cerpen, esai,
resensi buku, opini hingga artikel ilmiah pernah ditulisnya. Media massa yang
pernah memuat karya-karyanya, antara lain Majalah Sastra Horison, Jurnal Puisi,
Kompas, Republika, Jurnal Nasional, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Seputar
Indonesia, Sabili, Annida, Matabaca, Surabaya News, Lampung Post, Sriwijaya
Post, Riau Pos, Suara Karya, Bangka Pos, Radar Surabaya, NOVA, On/Off,
Majalah e Squire, Majalah Femina, www.sastradigital.com, www.angsoduo.net,
Majalah Sagang Riau, dan lain-lain. Keandalannya dalam menulis tak disangsikan
lagi. Ia pernah menyabet beberapa penghargaan dalam bidang penulisan artikel,
sajak, cerpen, dan karya ilmiah di Radar Lampung (Juara III, 2003), Majalah
Sagang-Riau (Juara I, 2003), Juara III Lomba Penulisan cerpen se-SumbagSel yang
digelar ROIS FE Unila (2004), nominasi Festival Kreativitas Pemuda yang digelar
CWI Jakarta(2004 & 2005), dan lainnya. Selain itu, karya-karya sastranya tergabung
dalam beberapa buku, seperti Ini Sirkus Senyum...(Bumi Manusia, 2002), Elegi
Gerimis Pagi (KSI, 2002), Grafitti Imaji (YMS, 2002), Puisi Tak Pernah Pergi
(KOMPAS, 2003), Muli (DKL, 2003), Dari Zefir Sampai Puncak Fujiyama (CWI,
Depdiknas, 2004), La Runduma (CWI & Menpora RI, 2005), 5,9 Skala Ritcher (KSI
& Bentang Pustaka, 2006), Negeri Cincin Api (Lesbumi NU, 2011), Akulah Musi
(PPN V, Palembang 2011). Buku kumpulan cerita pendeknya yang telah terbit
Rumah Malam di Mata Ibu (Penerbit Pensil 324 Jakarta, 2012).

Kamis, 03 Januari 2013

Kumpulan Cerpen Kitab Kemungkinan


Berminat?

Kumpulan Cerita Pendek Alex R. Nainggolan
Kitab Kemungkinan- sebelas prosa

Rp. 35.000,-
Tebal: 97 halaman

Untuk pemesanan hubungi
Email: admin@nulisbuku.com
Telpon 083831532333

Berminat?

Kumpulan Puisi  Alex R. Nainggolan
Sajak yang Tak Selesai- 46 sajak

Rp. 40.000,-
Tebal: 116 halaman

Untuk pemesanan hubungi
Email: admin@nulisbuku.com
Telpon 083831532333




Hidup memang penuh kemungkinan. Tak ada seorang manusia yang tahu perihal
kepastian. Kitab Kemungkinan merupakan kumpulan cerpen yang diambil dari
salah satu judul dalam buku ini. Layaknya sebuah kitab, buku ini bertutur tentang
segala hal. Ketidakpastian hidup, kesetiaan, misteri, kekerasan dalam rumah tangga,
romantisme, dan hal-hal yang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal
yang tadinya remeh, diramu sang penulis menjadi cerita yang apik, menarik, dan
sayang untuk dilewatkan. Baca dan nikmati kemungkinan-kemungkinan yang timbul
setelah Anda membaca buku ini!
Alex R. Nainggolan, sejatinya penulis serba bisa. Mulai dari sajak, cerpen, esai,
resensi buku, opini hingga artikel ilmiah pernah ditulisnya. Media massa yang
pernah memuat karya-karyanya, antara lain Majalah Sastra Horison, Jurnal Puisi,
Kompas, Republika, Jurnal Nasional, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Seputar
Indonesia, Sabili, Annida, Matabaca, Surabaya News, Lampung Post, Sriwijaya
Post, Riau Pos, Suara Karya, Bangka Pos, Radar Surabaya, NOVA, On/Off,
Majalah e Squire, Majalah Femina, www.sastradigital.com, www.angsoduo.net,
Majalah Sagang Riau, dan lain-lain. Keandalannya dalam menulis tak disangsikan
lagi. Ia pernah menyabet beberapa penghargaan dalam bidang penulisan artikel,
sajak, cerpen, dan karya ilmiah di Radar Lampung (Juara III, 2003), Majalah
Sagang-Riau (Juara I, 2003), Juara III Lomba Penulisan cerpen se-SumbagSel yang
digelar ROIS FE Unila (2004), nominasi Festival Kreativitas Pemuda yang digelar
CWI Jakarta(2004 & 2005), dan lainnya. Selain itu, karya-karya sastranya tergabung
dalam beberapa buku, seperti Ini Sirkus Senyum...(Bumi Manusia, 2002), Elegi
Gerimis Pagi (KSI, 2002), Grafitti Imaji (YMS, 2002), Puisi Tak Pernah Pergi
(KOMPAS, 2003), Muli (DKL, 2003), Dari Zefir Sampai Puncak Fujiyama (CWI,
Depdiknas, 2004), La Runduma (CWI & Menpora RI, 2005), 5,9 Skala Ritcher (KSI
& Bentang Pustaka, 2006), Negeri Cincin Api (Lesbumi NU, 2011), Akulah Musi
(PPN V, Palembang 2011). Buku kumpulan cerita pendeknya yang telah terbit
Rumah Malam di Mata Ibu (Penerbit Pensil 324 Jakarta, 2012).